MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
MAKALAH
“ MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP “
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar
Di Buat Oleh : Restu Cahyaningrum
KELAS 1IA20
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018-2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
kehadiran allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami bisaa menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah 1 tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar yang berjudul ‘ Manusia Dan Pandangan Hidup”.
Dalam penyusunan makalah ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Makalah ini telah disusun berdasarkan sumber-sumber yang ada, namun kami
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran demi perbaikan dan penyempurnaan akan kami terima dengan senang
hati.Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Bekasi,
16 Mei 2019
PENULIS
A.
PENGERTIAN PANDANGAN
HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup.
Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia
menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu
dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup
artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan.
Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan
pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian
pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika
atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan
melalui proses waktu yang lama dan terus menerus,
sebingga basil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.Hasil
pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas
dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai
pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut
pandangan hidup.
Pandangan
hidup banyak sekali macamnya dan
ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari
3 macam :
§ Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu
pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
§ Pandangan hidup yang berupa ideologi yang
disesuaikan dengan kebudayaan dan norna yang terdapat pada
negara tersebut.
§ Pandangan hidup hasil renungan
yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan
hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur
yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan.
Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak
terpisahkan. Cita – cita ialah apa yang diinginkan yang
mungkin dapat dicapai dengan usaha atau
perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah
kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang
membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan
adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan
jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.
B.
CITA – CITA
Menurut kamus
umum Bahasa Indonesia, yang disebut
cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan
yang selalu ada dalam pikiran. Baik
keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan
apa yang mau diperoleh seseorang pada
masa mendatang. Dengan demikian cita-cita
merupakan pandangan masa depan atau pandangan hidup yang akan
datang.
Pada
umumnya cita - cita
merupakan semacam garis linier yang
makin lama makin tinggi , dengan
perkataan lain: cita- cita merupakan keinginan , harapan , dan
tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya. Apabila cita-cita
itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi,
maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan dan
kemampuan tidak/belum dipenuhi sehinga usaha untuk mewujudkan
cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita
ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak
mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya
kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru
dalam taraf angan-angan.
Tiga factor seseorang mencapai apa yang
dicita-citakan :
1.
manusianya
yaitu yang memiliki cita-cita;
Faktor manusia yang mau mencapai
cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada
orang yag tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya
merupakan khayalan saja. Sebaliknya dengan anak yang
dengan kemauan keras ingin mencapai apa yang di
cita-citakan, cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam
menempuh hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita
merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil
akan menjadikan dirinya puas.
2.
kondisi yang
dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan;
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita,
pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang
menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita.
Sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi
tercapainya suatu cita-cita
3.
seberapa tinggikah
cita-cita yang hendak dicapai.
C.
KEBAJIKAN
Kebajikan atau
kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sarna
dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan
norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik,
karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk
bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia
cenderung berbuat baik.
Manusia adalah
seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua
unsur itu
terpisah bila manusia
meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai
pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan
sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya. Justru karena itu,
karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal
kebajikan.
Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling
membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota
masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling
merugikan,dan sebagainya.
Manusia sebagai mahluk Tuhan : diciptakan Tuhan dan dapat
berekembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi
kemampuan jasmani dan rohani juga fasilitas alam
sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan
sebagainya.
Untuk melihat apa itu
kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu
1.
manusia
sebagai mahluk pribadi
Sebagai
mahluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang
buruk.Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah
semacam bisikan di dalam hati yang
mendesak seseorang untuk menimbang dan menentukan baik buruknya
suatu perbuatan,tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat
merupakan hakim untuk diri sendiri. Sebab itu, nilai
suara hati amat besar dan penting dalam hidup
manusia.
2.
manusia
sebagai anggota masyarakat
masyarakat
pada hakekatnya adalah kumpulan suara hati pribadi-pribadi dalam
masyarakat itu. Sebagaimana suara hati tiap pribadi itu pasti
selalu menginginkan yang baik,maka masyarakat yang terdiri atas
pribadi-pribadi itu pun pasti suara hatinya juga menginginkan yang
baik, maka masyarakat yang terdiri atas pribadi-pribadi pasti suara
hatinya juga menginginkan yang baik untuk kehidupan masyarakatnya. Sebab itu
jika benar-benar berdasarkan pada suara hati anggota-anggotanya. Suara
hati masyarakat pada dasarnya adalah baik.
3.
manusia
sebagai mahluk Tuhan.
Sebagai mahluk Tuhan, manusia pun harus
mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar
manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi,untuk
mengukur perbuatan baik buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau kehendak
Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk hukum Tuhan atau hukum
agama.
Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras
dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan.
Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik,
bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar
tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Namun ada pula kebajikan
semua, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. kebajikan semu ini sangat
berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik, yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri. Kebajikan
manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah
lakunya. Karena tingkah laku bersurnber pada pandangan hidup, maka
setiap orang memiliki tingkah laku sendin-sendiri, sehingga tingkah
laku setiap orang berbeda-beda.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah
laku setiap orang ada tiga hal:
1.
faktor
pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu
seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang
diturunkan atau dipusakai oleh orang tua. Tetapi
mengapa mereka yang saudara sekandung tidak memiliki
pembawaan yang sarna? Hal itu disebabkan, karena sel-sel
benih yang mengandung faktor-faktor penentu
(determinan) berjumlah sangat banyak: pada saat
konsepsi saling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga
menghasilkan anak yang bermacam-macam juga
(prinsip variasi dalam keturunan). Namun mereka yang
bersaudara memperlihatkan kecondongan kearah rata-rata,
yaitu sifat rata-rata yang dimiliki oleh mereka yang saudara
sekandung (prinsip regresi filial). Pada masa konsepsi atau pembuahan itulah terjadi pembentukan
temperamen seseorang.
2.
Faktor
kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah
Iingkungan (environ ment). Lingkungan yang
membentuk seseorang merupakan alam
kedua yang terjadinya setelah seorang
anak lahir (masa pembentukan seseorang waktu
masih dalam kandungan merupakan alam
pertama ). Lingkungan membentuk jiwa seseorang
meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalarn
lingkungan keluarga orang tua maupun anak -anak yang
lebih tua merupupakan panutan seseorang,
sehingga bila yang dianut sebagai teladan berbuat yang balk-balk,
maka si anak yang tengah membentuk diri pribadinya akan baikjuga.
Dalarn lingkungan sekolah yang
menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu
ternan-ternan sekolah ikut serta memberikan andilnya. Dalam lingkungan sekolah
tokoh panutan seorang anak sudah memiliki posisi
yang lebih luas dibandingkan dengan dalarn keluarga.
Pembentukan pribadi dalam sekolah terjadi pada masa anak-anak atau masa
sekolah. Lingkungan ketiga adalah masyarakat, yang menjadi panutan bagi
seseorang adalah tokoh masyarakat dengan masa setelah
anak-anak menjadi dewasa atau duduk di perguruan
tinggi. Selain tokoh-tokoh dalarn rumah tangga,
sekolah dan masyarakat yang merupakan person,
kepribadian seorang anak juga memperoleh pengaruh dari benda-benda
atau peralatan dalarn lingkungaan tersebut yang merupakan non
person. Karena itu dalarn pembentukan kepribadian pada
umumnya anak-anak kota lebih trampil dibandingkan
dengan anak pedesaan, namun dalam hubungan
bermasyarakat lebih-lebih yang berjenjang anak-anak
dari daerah pedesaan lebih unggul.
3.
Faktor ketiga yang
menentukan tingkah laku seseorang adalah pen gala man yang
khas yang pemah diperoleh. Baik pengalaman pahit
yang sifatnya negatif, maupun pengalarnan manis yang sifatnya
positif. Memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai
pertimbangan sebelum seseorang mengarnbil tindakan. Mungkin
sekali bahwa berdasarkan hati nurani seseorang mau
menolong orang dalarn kesusahan, tetapi karena
pemah memperoleh pengalarnan pahit waktu
mau menolong seseorang sebelumnya, maka niat baiknya itu tertahan,
sehingga diurungkan untuk membantu. Belajar hidup dari pengalarnan inilah
yang merupakan pembentukan budaya dalarn diri
seseorang.
D.
USAHA / PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap
manusia hams kerja keras untuk kelanjutan hidupnya,
Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan
untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia.
Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup
sempuma. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus kerja
keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar
dan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan
tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Para ilmuwan lebih banyak
bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada dengan jasmaninya.
Sebaliknya para buruh, petani lebih
banyak menggunakan jasamani daripada otaknya.
Para tukang dan pam ahli lebih banyak menggunakan
kedua-duanya otak dan jasmani daripada salah satunya.
Para politisi lebih banyak kerja otak daripada jasmani.
Sebaliknya para prajurit lebih ban yak kerja jasmani
daripada otak.
Kerja keras pada dasamya menghargai
dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya
pemalas membuat manusia itu miskin, melarat, dan
berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri.
Karma itu tidak boleh bermalas-malas, bersantai-santai dalam
hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan
manusia mengatur waktunya itu.
Dalam agama pun diperintahkan untuk kerja keras. Sebagaimana
hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W. yang
ditujukan kepada para pengikutnya:”Bekerjalah kamu
seakan-akan kamu hidup selama-lamanya. dan
beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok.
Allah berfirman dalarn Al-Qur’an surat Ar-Ra’du ayat
II : “sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri”. Dari haidst dan
firman ini dapat dinyatakan bahwa manusia perlu kerja keras untuk
mempenbaiki nasibnya sendiri.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan.
Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat
kernakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan
itu terbatas pada fisik dan keahlian/ketrampilan.
Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil
sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak
jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan/keahlian.
Karena itu mencari ilmu dan keahlian/ketrampilan itu suatu
keharusan. Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra:
“tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat” dalam pendidikan
dikatakan sebagai “long life education”
Karena manusia itu
mempunyai rasa kebersamaan dan belas kasihan
(cinta kasih) antara sesama manusia. maka ketidakmampuan atau
kemampuan terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat
kemakmuran itu dapat diatasi
bersama-sama secara tolong menolong,
bergotong-royong. Apabila sistem ini diangkat ke
tingkat organisasi negara,maka negara akan mengatur
usaha/peljuangan warga negaranya
sedemikian rupa, sehingga perbedaan tingkat
kemakmuran antara sesama warga negara dapat dihilangkan atau tidak
terlalu mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui
pendangan hidup/ideologi yang dianut oleh
suatu negara.
E.
KEYAKINAN/KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang
menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuaasaan Tuhan. Menurut
Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat yaitu :
§ Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan
tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang
tidak percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alarn
semesta lengkap dengan hukum-hukumnya. secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia
sebagai mahluk tidak mampu menguasai alarn ini, karena manusia itu lemah. Manusia
hanya dapat berusaha/berencana tetapi Tuhan yang menentukan .
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak
ada Tuhan. Lalu mana yang benar ? Yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin
Tuhan itu ada, maka kita katakan Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan
Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah
mahluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaranTuhan
yaitu agarna. Ajaran agarna itu ada dua macarn yaitu :
1. Ajaran agarna dogmatis, yang disarnpaikanoleh Tuhan
melalui nabi-nabi. Ajaran agarna yang dogmatis bersifat mutlak
(absolut),terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak
berubah-ubah.
2.Ajaran agarna dari
pemuka-pemukaagarna,yaitu sebagaihasil pemikiranmanusia, sifatnya
relatif(terbatas).Ajaranagarnadari
pemuka-pemukaagarnatermasukkebudayaan,terdapat dalarn buku-buku agarna yang
ditulis oleh pemuka-pemuka agarna. Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan
perkembanganjarnan.
Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan
pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bennula dan
Tuhan.Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh
ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya Manusia yakin
bahwa kebajikan itu diridhoi oleh Tuhan. pandangan
hidup yang dilandasi keyakinan bahwa
Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang
menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup
religius (keagamaan).
Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui adanya
Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka
keyakinan itu bermula dan kekuatan natur.
Pandangan hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur.
Manusia yakin bahwa kebajikan adalah
kebajikan natur. Pandangan hidup yang dilandasi
oleh kekuatan natur sifatnya atheisme. Ini
disebut pandangan hidup komunis.
§ Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan
akal manusia berpikir. Mana yang benar menu rut
akal itulah yang baik, walaupun
bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia
yakin bahwa dengan kekuatan pikir (akal) kebajikan itu dapat
dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi. Teknologi adalah
a1at bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun
mungkin teknologi memberi akibat yang
bertentangan dengan hati nurani.
Akal berasal dan bahasa Arab, artinya kalbu, yang
berpusat di hati, sehingga timbul istilah “hati
nurani”, artinya daya rasa Di Barat hati nurani ini menipis,
justru yang menonjol adalah akal yaitu logika berpikir,
Karena itu aliran ini banyak dianut di kalangan Barat
di Timur orang mengutamakan hati nurani,yang baik
menurut akal belurn tentu baik menurut hati nurani.
Apabila aliran ini
dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan
manusia ito bennula dan akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi
oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal. Benar menurut
akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa
kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu dan
teknologi). Pandangan hidup ini disebut llberalisme.Kebebasan akal
menimbulkan kebebasan bertingkah
laku dan berbuat, walaupun tingkah
laku dan perbuatan itu bertentangan dengan hati nurani.
Kebebasan akallebih ditekankan pada setiap individu. karena
itu individu yang berakal (berilmu dan berteknologi tinggi) dapat
menguasai individu yang berpikir rendah (bodoh).
§ Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal.
kekuatan gaib aninya kelruatan yang berasal dan Tuhan,
percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan
aka! adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar
tidaknya sesuato. Segala sesuatu dinilai dengan
akal, baik sebagai logika berpikir maupun
sebagai rasa (hati nurani). Jadi, apa yang benac
menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati
nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan
pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup.
Apabila keyakinan lebih berat didasarlcan pada logika berpildr, sedangkan
hati nurani dinomor duakan, kekuatan gaib dari
Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika
berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika
berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya
mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika
berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara
individual maupun secara kolektif pandangan hidup ini disebut sosialime –
religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika
berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia
Tuhan.
Apabila kita kaji maka antara dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok.
Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika berpikir kolektif,
sedangkan pandangan hidup sosialisme religius menenkankan pada logika
berpikir kolektif individual.Pandangan hidup sosialisme mengutamakan
logika berpikir dari pada hati nurani, sedangkan sosialisme religius
mengutamakan kedua-duanya logika berpikir dan hati nurani. Pandangan hidup
sosialisme tidak begitu menghiraukan kekuasaan Tuhan, sebaliknya sosialisme
religius kekuasaan Tuhan begitu menentukan.
F.
LANGKAH-LANGKAH
BERPANDANGAN HIDUP YANG BAlK
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana
kita memeperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang
bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana
mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukaan sebagai penimbul kesejahteraan,
ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya rnernpunyai langkah-langkah
berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan rnernpunyai langkah-langkah
itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai
sarana mcncapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun
langkah-langkah itu sebagai berikut :
(1) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi rnanusia yaitu rnerupakan tahap
pertarna dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini rnengenal apa itu
pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa sctiap manusia itu
pasti rnernpunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan
hidup itu ada sejak rnanusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu
bel urn turun ke dunia. Adam dan hawalah dalam hal ini yang merupakan manusia
pertama, dan berarti pula mereka rnernpunyai pandangan hidup yang
digunakan sebagai pedoman dan yang rnernberi petunjuk kepada mereka.
Sedangkan kita sebagai mahluk yang
bernegara dan atau beragama pasti mempunyai pandangan hidup juga dalam
beragama, khususnya Islam, kita rnernpunyai pandangan hidup yaitu
AI-Qur’an, Hadist dan ijmak Ulama, yang rnerupakan satu kesatuan dan lidak
dapat dipisah-pisahkan satu sama lainnya.
(2) Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini
dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila
dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan
hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila
dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara.
Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama
Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak
itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di
dunia maupun di akherat Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana
Al Qur’an, hadist, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian
mempunyai suatu konsep pengertian tentang pandangan hidup
dalam Agama Islam.
Mengerti terhadap pandangan
hidup di sini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti, ada
kecenderungan mengikuti apa yang terdapat dalam
pandangan hidup itu.
(3) Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah
menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati
pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan
benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung
didalanmya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan
mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati
ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan
pandangan hidup, bertanya kepada orang yang
dianggap lebih tabu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu
atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati
pandangan hid up kita akan memperoleh mengenai kebenaran
tentang pandangan hidup itu sendiri.
Yang perIu diingat
dalam langkah mengerti dan menghayati
pandangan hidup itu, yaitu harus ada.
Sikap penerimaan terhadap pandangan hidup itu sendiri. Dalam sikap
penerimaan pandangan hidup ini ada
dua altematif yaitu penerimaan secara
ikhlas dan penerimaaan secara tidak ikhlas.
Dengan kata lain langkah mengenai mengerti dan menghayati ini ada sikap
penerimaan dan hal lain merupakan langkah yang menentukan
terhadap langkah selanjutnya. Bila dalarn mengerti dan
menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas,maka langkah selanjutnya akan
memperkuat keyakinannya. Akan tetapi bila sebaliknya
langkah selanjutnya tidak berguna.
(4) Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara
kemanusiaan, maupun ditinjau dan segi kemasyarakatan
maupun negara dan dari kehidupan di
akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan
hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan
suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat
mencapai suatu tujuan hidupnya.
Dengan meyakini berarti secara
langsung ada penerimaan yang ikhlas
terhadap pandangan hidup itu. Adanya sikap
menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan
untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tindak
tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam
meyakini ini penting juga adanya iman yang teguh. Sebab dengan iman
yang teguh ini dia tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari luar dirinya yang
menyebabkan dirinya tersugesti.
Contoh bahwa keyakinan itu penting dalam tingkah laku.
Kita sebagai umat yang beragama Islam yakin bahwa Allah itu mempunyai sifat
yang malla dari segala yang diantaranya adalah maha mengetahui. Sifat maha
mengetahui ini membuat orang yang meyakininya selalu berbuat baik, Dalam
hal ini adalah keyakinan yang sebenar-benamya. Akan tetapi dalam kasus tertentu
ada pula orang yang walaupun meyakini, tetapi karena imannya tipis maka terpaksa
melanggar ketentuannya.
(5.) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini
sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh
orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya Sedangkan
perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan
manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah
meninggal yaitu di alam akherat.
Dampak berpandangan hidup Islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada
orang tua (kedua orang tua). Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari oelh
pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai dengan ketaatan
dalam mengikuti segala perintahnya. Setidak-tidaknya kita menyadari
bahwa kita sudah selayaknya mengabdi kepada orang tua. Karena kita dahulu yaitu
dari bayi sampai dapat berdiri sendiri tokh diasuhnya dan juga kita dididik
kepada hal yang baik.
Oleh karena itu seharusnya mengabdi kepada orang tua kita dengan
perwujudannya yang berupa perbuatan yang menyenangkan hatinya, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Artinya apapun yang menjadi hambatan dan
tantangan kita untuk tidak mengabdi kepadanya harus selalu ditumbangkan.
Jadi jika kita sudah mengenal, mengerti,
menghayati, dan meyakini pandangan hidup ini, maka selayaknya disertai
dengan pengabdian. Dan pengabdian ini hendaknya dijadikan pakaian, baik
dalam waktu tentram Iebih-lebih bila menghadapi hambatan, tantangan
dan sebagainya.
(6) Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri pada
suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu dan atau
mayalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk
mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan
bahwa dalam berpandangan hidup itu dia telah mengikuti
langkah-langkah sebelumnya dan langkah-langkah yang ditempuhnya itu telah
dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang
mengganggunya rnaka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu
berwujud tindakan atau lainnya.
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir.Tidak mungkin atau
sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya
lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini
merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang
teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan
hidup itu.
Misalnya seorang yang beragama Islam dan berpegang teguh kepada pandangan
hidupnyaa,lalu suatu ketika dia dicela baik secara langsung
ataupun secara tidak langsung, maka jelas dia
tidak menerima celaan itu. Bahkan bila ada orang
yang ingin merusak atau bahkan ingin
memusnahkan agama Islam baik terang-terangan
ataupun secara diam-diam, sudah tentu dan
sudah selayaknya kita mengadakan tindakan
terhadap segala sesuatu yang menjadi pengganggu.
G. CONTOH CITA YANG DIRAKIT
1.
Seseorang
akan memiliki pandangan hidup yang tinggi jika ia merasa bersyukur kepada
Tuhannya dan selalu mengingat akan orang yang kondisinya berada dibawahnya.
Setiap dia berkendara dan melihat pengamen atau pemulung dia selalu berpikir
untuk tidak menjadi seperti itu dan tidak mau keluarganya jadi seperti itu.
Pandangan hidupnya pun akan lebih tinggi karena apa yang dilihatnya itu akan
menjadi motivasi agar dirinya bisa mencapai apa yang sudah dia rencanakan dalam
pandangan hidupnya tersebut.
2.
Pemilihan
presiden dalam pemilu, menaruh harapan dan cita-cita masyarakat kepada presiden
yang terpilih.
Komentar
Posting Komentar